Selasa, 06 November 2012
Jumat, 13 Juli 2012
Jumat, 25 Mei 2012
P3K Pramuka
P3K PRAMUKA
PENDAHULUAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
e. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
PBB dalam Pramuka
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni
Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan
Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata
cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Model-model pembelajaran
Model-Model Pembelajaran di Sekolah Dasar
I. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
II. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
A. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
1. Pengertian Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat
pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna
memperluas informasi materi ajar.
2. Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
1 Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar.
2 Praktek
dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat
menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan
soal.
3 Ekspositori,
merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah,
hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4 Demonstrasi,
merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah
dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan
siswa lebih banyak dilibatkan.
5 Questioner
6 Mencongak
3. Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
4. Materi ajar bersumber dari guru.
4. Tujuan Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar
agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu.
Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas
dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya
tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial
(Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut
Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran
dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran,
siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar
(Nur dan Wikandari, 2000:25).
Eggen
dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling
membantu dalam mempelajari sesuatu.
2. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu;
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
Metode STAD (Student Achievement Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun tertulis.
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
2. Tiap
anggota menggunakan lembar kerja.akademik, kemudian saling membantu
untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi.
3. Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi.
4. Tiap siswa dan tiap TIM diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yg meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
2. Group Investigation (GI)
Dirancang Herbert Thelen,diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dkk
Dibandingkan
dg metode STAD & Jigsaw, metode GI dipandang sebagai metode yg
paling kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi
Langkah-langkah ;
1) Seleksi topik
2) Merencanakan kerja sama
3) Implementasi
4) Analisis dan Sintesis
5) Penyajian hasil akhir
6) Evaluasi selanjutnya
3. Jigsaw
Dikembangkan oleh Slavin dkk
Langkahnya :
• Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok,anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen.
• Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
• Anggota
dari beberapa tim yang berbeda bertanggung jawab mempelajari suatu
bagian akademik yang sama,berkumpul,saling membantu mengkaji bagian
bahan tersebut.Kumpulan siswa disebut kelompok pakar (expert group)
• Para
siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk
mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok
pakar.
• Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang pernah dipelajari.
• Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
4. Structural Approach
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
1. Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran
membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
2. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
Model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur
tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).
a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas
b. Struktur
tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru
pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada
tiga macam struktur tujuan, yaitu:
1 Struktur tujuan individualistik
2 Struktur tujuan kompetitif
3 Struktur tujuan kooperatif
c. Struktur
penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok
jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota
kelompok.
3. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10)
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
2 Menyampaikan informasi.
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4 Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
5 Evaluasi atau memberikan umpan balik.
6 Memberikan penghargaan.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya
tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8)
sebagai berikut:
1 Meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit.
2 Penerimaan
yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling
menghargai satu sama lain.
3 Mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini
penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam
keterampilan sosial.
5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif
Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain:
1 Keterampilan-keterampilan Sosial
2 Keterampilan Berbagi
3 Keterampilan Berperan Serta
4 Keterampilan-keterampilan Komunikasi
5 Pembangunan Tim
6 Keterampilan-keterampilan Kelompok
C. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
1. Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).
2. Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain :
1 Pembelajaran
berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran
yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk
pembelajarannya.
2 pembelajaran
berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna
mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
3 belajar
otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan
siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang
penting dalam konsteks kehidupan nyata.
4 Pembelajaran
bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti
metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
3. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah
ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends (2001 : 349), antara lain :
1 Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3 Penyelidikan
autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa
informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi,
dan merumuskan kesimpulan.
4 Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5 Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama
satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak
peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Pengajaran
berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan
guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut
dijelaskan berdasarkan langkah-langkah berikut.
1 Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan
masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
2 Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya.
5 Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber:
Ibrahim, 2000 : 13).
4. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan
masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri
(Ibrahim, 2000 : 7).Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari
metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas
pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari
masalah yang ada di sekitarnya.
5. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut
Ibrahim (2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas
tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
1 Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2 Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan.
3 Memfasilitasi dialog siswa.
4 Mendukung belajar siswa.
D. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)
Pembelajaran
Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tiga pilar yang menjadi landasan filosofis model ini :
1. CTL mencerminkan konsep saling bergantungan
2. CTL mencerminkan prinsip deferensiasi
3. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Komponen Pembelajaran Kontekstual :
1. Konstruktivisme
2. Inkuiri
3. Bertanya
4. Masyarakat Belajar
5. Pemodelan
6. Refleksi
7. Penilaian.
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ;
1. Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri dan mengkons-truksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan Inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok).
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir penemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan Pembelajaran Kontekstual :
1. Pengalaman nyata
2. Kerjasama saling menunjang
3. Gembira belajar dengan bergairah
4. Pembelajaran terintegrasi
5. Menggunakan berbagai sumber
6. Siswa aktif dan kritis
7. Menyenangkan tidak membosankan
8. Sharing dengan teman
9. Guru kreatif.
E. PEMBELAJARAN QUANTUM
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan.
Kalau
semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan
multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif.
Proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
Pembelajaran Quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori / pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi
yang jauh sebelumnya sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris
sehingga terjadi keseimbangan otak kiri dan otak kanan yang pada
dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
Ciri-ciri umum Pembelajaran Quantum :
§ Berpangkal pada psikologi kognitif
§ Lebih bersifat humanistis
§ Siswa sebagai pembelajar menjadi pusat perhatian
§ Lebih bersifat pada konstruktivistis
§ Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna
§ Sangat menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
§ Sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran
§ Sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran
§ Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran
§ Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi fisikal atau material
Prinsip Pembelajaran Quantum :
1. Bawa dunia mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka
2. Berlaku prinsip permainan Orkestra simfoni
3. Harus berdampak bagi terbentuknhya keunggulan/
Kerangka perencanaan Pembelajaran Quantum :
Menggunakan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari :
1. Tumbuhkan
2. Alami
3. Namai
4. Demonstrasikan
5. Ulangi
6. Rayakan
Tugas Pramuka
CONTOH ACARA LATIHAN MINGGUAN UNTUK PENGGALANG
A. Latihan di lapangan (waktu 90 menit)
Tujuan : mempertajam alat indera
1. Upacara Pembukaan 10 menit
2. Permainan ramai 15 menit
“berjalan dalam lingkaran”
3. Indera penglihatan: 20 menit
Anak-anak dibawa ke ladang dan dengan diam menempatkan diri di suatu
tempat memperhatikan adanya macam-macam serangga yang ada. Setelah
selesai, diminta laporannya mengenai: macam-macam serangga yang
dilihat, warnanya, geraknya.
4. Nyanyian 10 menit
Menyanyikan 2 lagu wajib dan 2 lagu daerah.
5. Isyarat morse 10 menit
(dengan peluit dan yang memberi isyarat tidak Nampak)
6. Indera penciuman 10 menit
(kimspel penciuman)
7. Lagu syukur 5 menit
8. Upacara penutupan 10 menit
B. Latihan di dalam ruang (waktu 90 menit)
Tujuan : Mempertinggi ketrampilan
1. Upacara pembukaan 10 menit
2. Permainan dan lagu 15 menit
3. Hasta karya : membuat… 40 menit
4. Mengumpulkan hasil karya dan membersihkan ruangan 5 menit
5. Nyanyi bersama 10 menit
6. Upacara penutupan 10 menit
Pendidikan Jasmani
Oleh : DR. Yunyun Yudiana
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Filosofi bermain bola voli bagi anak usia SD
- Keterampilan dalam permainan bola voli yang dapat dikembangkan
- Strategi belajar mengajar/melatih
- Modifikasi permainan
- Aturan khusus permainan bola voli mini
Langganan:
Postingan (Atom)